Rabu, 08 Maret 2017

Teori-teori tentang Konseling

Teori-teori tentang Konseling 

     1.      Teori Psikoanalisis
  Ø  Sejarah Teori Psikoanalisis
Teori Psikoanalisis dipelopori oleh seorang dokter psikiatri yaitu Sigmund Frued pada tahun 1896. Ia mengemukakan pandangannya bahwa struktur kejiwaan manusia sebagian besar terdiri dari alam ketidaksadaran, sedangkan alam kesadarannya dapat diumpamakan puncak gunung es yang munculditengah laut. Sebagian besar gunung es yang terbenam itu diibaratkan alam ketidaksadaran manusia.

Ø  Pengertian Teori Psikoanalisis
Teori Psikoanalisis merupakan teori kepribadian yang paling komprehensif yang mengemukakan tentang tiga pokok pembahasan yaitu struktur kepribadian, dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian.(Alwisol,2004,p.15). Psikoanalisis sering juga disebut dengan Psikologi Dalam, karena pendekatan ini berpendapat bahwa segala tingkah laku manusia bersumber pada dorongan yang terletak jauh di dalam ketidaksadaran.
                Corey (2009) mengatakan bahwa Psikoanalisis merupakan teori pertama yang muncul dalam psikologi khususnya yang berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neurotik.
Ø  Konsep Dasar Teori Psikoanalisis
Teori Psikoanalisis memiliki cirri – cirri antara lain : menekankan pada pentingnya riwayat hidup konseli (perkembangan psikoseksual), pengaruh dari impuls – impuls genetic (instink), pengaruh energy libido, pengaruh pengalaman dini individu, dan pengaruh irasionalitas dan sumber – sumber ketidaksadaran tingkah laku
Ø  Tujuan Teori Psikoanalisis
Tujuan utama konseling dalam pola piker Psikoanalisis adalah membuat kesadaran (conscious) hal – hal yang tidak disadari (unconscious) konseli. Sedangkan tujuan khususnya adalah membentuk kembali struktur kepribadian individu melalui pengungkapan hal – hal yang tidak disadari. Proses konseling dititikberatkan pada usaha konselor agar klien dapat menghayati, memahami dan mengenal pengalaman – pengalaman masa kecilnya di mana pengalaman tersebut ditata, didiskusikan, dianalisis, dan ditafsirkan dengan tujuan agar kepribadian klien dapat direkonstruksikan.
Ø  Peran dan fungsi konselor dalam pelaksanaan Teori Psikoanalisis
Dalam melakukan praktek Psikoanalisis, seorang konselor akan bersikap anonym, artinya konselor berusaha tidak dikenal klien dan bertindak sedikit sekali dalam memperlihatkan perasaan dan pengalamannya. Tujuannya adalah agar klien mudah memantulkan perasaannya kepada konselor.
Hal yang penting dalam proses konseling adalah memberikan perhatian terhadap keadaan resitensi klien yaitu suatu keadaan dimana klien melindungi dirinya agar perasaan trauma, dan kegagalan tidak diketahui oleh konselor.

2.      Teori Analisis Transaksional
Ø  Sejarah Analisis transaksional
Pendekatan analisis transaksional dikembangkan oleh Eric Berne (1910-!970) yang menyelesaikan spesialisasi psikiatri di Yale University. Ketika mengabdi di Tentara Amerika Serikat selama tahun 1943-1946, ia mulai bereksperimen tentang terapi kelompok. Setelah itu, ia memulai praktik psikiatri di Carmel, Calfornia. Berdasarkan hasil observasinya terhdap konseli – konseli, Berne mebuat kesimpulan tentang struktur dan fungsi kepribadian yang bertentangan dengan sebagian besar psikiatris pada pertengahan tahun 1950-an.
Ø  Pengertian Analisis Transaksional
Analisis transaksional adalah metode yang digunakan untuk mempelajari interaksi antar individu dan pengaruh yang bersifat timbale balik yang merupakan gambaran kepribadian seseorang. Teori Analisis Tansaksional (transactional analysis)  merupakan teori yang dapat digunakan pada seting individual maupun kelompok.Teori ini melibatkan kontrak yang dikembangkan oleh konseli yang dengan jelas menyebuttkan tujuan dan arah dari proses terapi. Selain itu juga memfokuskan pada pengambilan keputusan di awal yang dilakukan oleh konseli untuk menekankan pada kapasitas konseli untuk membuat keputusan baru. Analisis transaksional menekankan pada aspek kognitif, rasional dan tingkah laku dari kepribadian.
Ø  Konsep Dasar Analisis Transaksional
Teori Analisis Transaksional memiliki asumsi dasar bahwa perilaku komunikasi seseorang dipengaruhi oleh ego state yang dipilihnya, setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai sebuah transaksi yang di dalamnya turut melibatkan ego state serta sebagai hasil pengalaman dari masa kecil, setiap orang cenderung memilih salah satu dari empat kemungkinan posisisi hidup.
Teori ini memfokuskan pada pengambilan keputusan di awal yang dilakukan oleh klien dan menekankan pada kapasitas konseli untuk membuat keputusan baru, menekankan pada aspek kognitif, rasional dan tingkah laku dari kepribadian, dan berorientasi pada meningkatnya kesadaran sehingga konseli dapat membuat keputusan baru dan mengganti arah hidupnya.
Ø  Tujuan Konseling
Tujuan utama konseling Analisis Transaksional adalah membantu konseli untuk membuat keputusan baru tentang tingkah lakusekarang dan arah hidupnya.  Tujuan khususnya adalah :
o   Konselor membantu konseli untuk memprogram pribadinya agar membuat ego state berfungsi pada saat yang tepat
o   Konseli dibantu untuk menganalisis transaksi dirinya sendiri
o   Konseli dibantu untuk menjadi bebas dalam berbuat, bermain menjadi orang yang mandiri dalam memilih apa yang diinginkan
o   Konseli dibantu untuk mengkaji keputusan salah yang dibuat dan membuat keputusan baru atas dasar kesadaran
Ø  Peran dan fungsi konselor
Menurut Harris (1967) peran konselor adalah sebagai guru, pelatih dan penyelamatdengan terlibat secara penuh dengan konseli (p.239 dalam Corey, 1986,p.159).Konselor juga membantu konseli menemukan kondisi – kondisi yang tidak menguntungkan di masa lalu dan mengeembangkan strategi  untuk mengatasinya (Corey,1986,p.159)
Konselor membantu konseli menemukan kekuatan internalnya untuk berubah dengan membuat keputusan yang sesuai sekarang (Goouling dan Goulding,1978 dalam Corey,1986,p.159)

3.      Teori Behavioral
Ø  Sejarah Behavioral
Perkembangan Behavioral diawali tahun 1950-an dan awal 1960-an sebagai awal radikal perspektif psikoanalisis yang dominan. Teori ini memiliki perjalanan panjang mulai dari penelitian laboratorium terhadap binatang hingga eksperimen terhadap manusia. Secara garis besar, sejarah perkembangan behavioral terdiri dari tiga trend utama, yaitu :
      Trend I      : Clasical Conditioning → Tokohnya : Ivan Petrovich Pavlov
      Trend II    : Operant Conditioning → Tokohnya : B. F. Skinner
      Trend III   : Kognitif → Tokohnya : Albert Bandura

Ø  Pengertian Behavioral
Behaviorisme memandang bahwa ketika dilahirkan, manusia pada dasrnya tidak memiliki bakat apa- apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Behaviorisme adalah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner. Sama halnya dengan psikoanalisa, behaviorisme juga merupakan aliran yang revosilusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Sejumlah filsuf dan ilmuwan sebelum Watson dalam satu dan lain bentuk telah mengajukan gagasan – gagasan  megenai penekatan objektif dalam mempelajari manusia berdasarkan pandangan yang mekanistik dan materialistis, suatu pendekatan yang menjadi cirri utama dari behaviorisme.
Ø  Konsep Dasar Behavioral
Salah satu studi yang paling perkembangan pendekatan behavioral adalah studi yang dilakukan oleh Watson dan Rayner (1920) yang menggunakan anak sebagai subyek tentang rasa takut yang dipelajari (conditioned). Teori behavioral didasari oleh pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia yaitu pendekatan yang sistematik dan terstruktur dalam konseling.
Ø  Tujuan Konseling Behavioral
Menurut Corey (2003: 202  ) menyatakan bahwa tujuan umum terapi tingkah laku adalah menciptakan kondisi – kondisi baru bagi proses belajar. Dasar alasannya adalah segenap tingkah laku adalah dipelajari (learned). Secara umum tujuan konseling behavioral adalah :
1.       Menciptakan kondisi baru pembelajar
2.       Menghapus tingkah laku non adaktif untuk digantikan perilaku yang adaptif
3.       Meningkatkan personality choice
Ø  Peran dan fungsi konselor
Peran konselor dalam konseling behavioral adalah berperan aktif, direktif dan menggunakan pengetahuan ilmiah untuk menemukan solusi dari persoalan individu. Konselor behavioral berfungsi sebagai guru, pengarah dan para ahli yang mendiagnosa tingkah laku yang  maladaptive dan menentukn prosedur yang mengatasi persoalan tingkah laku individu.

4.      Teori Realitas.
Ø  Sejarah Teori Realitas
Glasser menggunakan istilah reality therapy pada Aprl 1964 pada manuskrip yang berjudul Reality Therapy : A Realistic Approach the Young Offender.Tulisan tersebut diterbitkan pada tahun 1965 dengan judul Rality Therapy. Pada tahun 1968 Glasser mendirikan the Institute for Reality Therapy di Los Angeles.
Ø  Pengertian Teori Ralitas
Teori realitas dikembangkan oleh William Glasser, seorang psikolog dari California. Ciri yang sangat khas dari teori ini adalah tidak terpaku pada kejadian – kejadian masa lalu, tetapi mendorong konseli untuk menghadapi realitas. Teori ini juga tidak member perhatian pada motif – motif bawah sadar sebagaimana pandangan kaum psikoanalisis. Akan tetai, lebbih menekankan pada pengubahan tingkah laku yang lebih bertanggung jawab dengan merencanakan dan melakukan tindakan – tindakan tersebut.
Ø  Konsep dasar Teori Realitas
Padadasarnya setiap individu terdorong untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya, di mana kebutuhan bersifat universal pada semua individu, sementara keinginan bersifat unik bagi setiap individu.
Ketika seseorang berhasil memenuhi kebutuhannya, menurut Glasser orang tersebut mencapai identitas sukses. Pencapaian identitas sukses ini terkait pada konsep 3R, yaitu keadaan di mana individu dapat menerima kondisi yang dihadapinya. Konsep tersebut adalah responsibility (tanggungjawab),  Reality (kenyataan), Right (kebenaran).
Ø  Tujuan Konseling
Layanan Konseling ini bertujuan untuk membantu konseli mencapai identitas berhasil. Konseli yang mengetahui identitasnya, akan mengetahui langkah – langkah apa yang akan ia lakukan di masa yang kan dating dengan segala konsekuensinya. Bersama – sama konselor, konseli dihadapkan kembali pada kenyataan hidup, sehingga dapat memahami dan mampu menhadapi realitas.
Ø  Peran dan fungsi Konselor
Fungsi konselor dalam pendekatan realitas adalah melibatkan diri dengan konseli, bersikap direktif dan didaktik, yaitu berperan seperti guru yang mengarahkan dan dapat saja mengkonfrontasi, sehingga konseli mampu menghadapi kenyataan. Di sini, terapis sebagai fasilitator yang membantu konseli agar bisa menilai tingkah lakunya sendiri secara realistis.

5.      Teori Eksistensial-Humanistik
Ø  Sejarah Eksistensial-Humanistik
Istilah eksistensialisme pertama kali digunakan oleh ahli filsafat Jerman yaitu Martin Heidegger (1976). Akar metodologi eksistensialisme ini berasal dari fenomenologi yang dikembangkan oleh Edmund Husserl (1859-1938). Kierkegaard seorang pemikir Denmark merupakan filsuf Eksistensialisme yang terkenal abad 19 berpendapat bahwa manusia dapat menemukan arti hidup yang sesungguhnya jika ia menghubungkan dirinya sendiri dengan sesuatu yang tidak terbatas dan merenungkan hidupnya untuk melakukan hal tersebut, walaupun dirinya memiliki keterbatasan untuk melakukan itu.
Ø  Pengertian Eksitensial-Humanistik
Teori Eksistensial-Humanistik pada hakikatnya mempercayai  bahwa individu memiliki potensi untuk secara aktif memilih dan membuat keputusan bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. Teori ini sangat menekankan tentang kebebasan yang bertanggung jawab. Jadi, individu diberikan kebebasan seluas – luasnya dalam melakukan tindakan, tetapi harus berani bertanggung jawab sekalipun menanggung resioko bagi dirinya.
Ø  Konsep dasar Eksistensial-Humanistik
Pandangan eksistensial akan sifat manuisa ini sebagian dikontrol oleh pendapat bahwa signifikan dari keberadaan kita ini tidak pernah tetap, melainkan kita secara terus-menerusmengubah diri sendiri melalui proyek –proyek kita. Manusia adalah makhluk yang selalu dalam keadaan transisi, berkembang membentuk diridan menjadi sesuatu. Menjadi seseorang berarti pula bahwa kita menemukan sesuatu dan menjadikan keberadaan kita sebagai sesuatu yang wajar.
Ø  Tujuan Eksistensial-Humanistik
·         Menyajikan kondisi – kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan
·         Menghpus penghambat – penghaambat aktualisasi potensi pribadi. Membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dan memperluas kesadaran diri
·         Membantu klien agar bebas dan bertanggungjawab atas arah kehidupan sendiri.

Peran dan Fungsi Konselor
Menurut Buhler dan Allen (dikutip dari Corey,2009), seorang ahli psikologi humanistis harus memiliki orientasi bersama yang mencakup hal – hal berikut :
-          Mengakui bahwa keputusan dan pilihan akhir terletak ditangan klien
-          Memberi kebebasan pada klien serta meningkatkan kebebasan klien
-          Menyadari pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi
-          Menyadari peran dan tanggung jawab konselor
-          Mengakui adanya hubungan timbal balik dalam hubungan konseling
          





KESIMPULAN
Suatu teori pada dasarnya mempunyai kaitan terhadap pribadi, sosiologis, dan filosofis. Ciri khas yang ditampilkan oleh beragam teori sangat dipengaruhi oleh kepribadian pembuatnya, kehidupan dan lingkungan sekitarnya, serta cara pandang pengarang dalam berfilsafat. Semakin berkembangnya teori tentang Bimbingan konseling serta Psikologi mendorong pengembangan teori tentang pendekatan klasik, sehingga munculah berbagai teori konseling. Munculnya teori – teori dalam konseling dapat berupa pengembangan dari teori yang telah ada, kritik terhadap teori maupun pengembangan teori. Pemahaman tentang teori - teori konseling sangat penting bagi konselor karena teori-teori konseling memberikan landasan pemahaman tentang proses konseling.




DAFTAR PUSTAKA

ü  Dra. Gantina Komalasari, Eka Wahyuni & Karsih (2011), Teori dan Teknik Konseling,PT.Indeks Pustaka, Jakarta
ü  sumber : http://himcyoo.wordpress.com/2012/06/07/konseling-eksistensial-humanistik-2/
ü  sumber :http://adhisusilokons.wordpress.com/2011/05/27/pendekatan-konseling-berpusat-pada-konseli-person-centered/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

ISO 14000 dan Perannya dalam Standarisasi Pertanian Ramah Lingkungan

A.     Gambaran Umum ISO 14000 ISO atau  International Organization For Standartization  yang berkedudukan di Jenewa Swiss a...